PHNOM PENH (RIAUPOS.CO) - Hun Sen, Perdana Menteri Kamboja, menjadi salah satu pemimpin terlama di dunia. Politisi dan mantan komandan militer Kamboja ini menjabat sebagai Perdana Menteri sejak 1985.
Rabu (26/7) kemarin, ia mengatakan akan mengundurkan diri dari jabatan tersebut bulan depan dan menyerahkan kekuasaan kepada putranya. Hun Sen mengatakan hal tersebut dalam pidatonya di televisi wilayah setempat, tepat tiga hari setelah partai politiknya mengumumkan kemenangan dalam pemilihan parlementer yang diatur secara bertahap.
"Saya bertemu raja, dan mengatakan saya tidak akan melanjutkan posisi sebagai Perdana Menteri lagi," ujar Hun Sen yang dikutip dari The Guardian.
"Saya harus berkorban dan melepaskan kekuasaan," lanjutnya.
Dia mengatakan bahwa putra sulungnya, Hun Manet, akan menggantikannya sebagai Perdana Menteri Kamboja selanjutnya. Menurutnya, langkah tersebut tidak akan melanggar aturan apapun di Majelis Nasional karena putranya juga merupakan anggota parlemen.
Dilansir dari The New York Times, Hun Sen mengatakan putranya akan dikukuhkan sebagai Perdana Menteri baru oleh parlemen pada 22 Agustus mendatang. Hun Manet diketahui merupakan lulusan akademi militer West Point di Amerika Serikat dan memiliki gelar master dari New York University dan PhD dari University of Bristol, Inggris. Dan keduanya sama-sama di bidang ekonomi.
Hun Manet ditunjuk sebagai penerus pilihan ayahnya pada 2021 dan telah didukung oleh Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa dan diketuai sendiri oleh Hun Sen sebagai 'Perdana Menteri Masa Depan'. Hun Sen memberi komentar pada media lokal bahwa ia berharap tidak ada perubahan dalam gaya pemerintahan.
"Jika putra saya gagal memenuhi harapan, saya akan mengambil kembali peran saya sebagai Perdana Menteri," katanya yang dikutip dari The Guardian.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman